Jumat, 10 Agustus 2012

HUTAN & ORANGUTAN



Picture source: Dewi Sahidi (2012)

Hutan merupakan kekayaan alam yang luar biasa. Hampir di seluruh belahan dunia terdapat hutan. Hutan memiliki aneka ragam tipe. Mulai dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan dataran rendah sampai hutan dataran tinggi. Dari setiap tipe hutan memiliki beragam jenis komponen penyusun yang berbeda. Komponen penyusun terdiri dari factor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik terdiri dari radiasi matahari, tanah, air, batuan, kelembaban, suhu, dan curah hujan. Sedangkan faktor biotik terdiri dari makhluk hidup yang terdapat di dalam hutan, mulai dari flora, insekta, mamalia, aves dan reptilian. Antara faktor abiotik dan faktor biotik terjadi hubungan timbal balik yang dinamakan ekosistem hutan. Ketika hubungan timbal balik tersebut berjalan dengan normal, maka terjadilah keseimbangan ekosistem. Tetapi jika salah satu komponen tidak dapat menjalankan fungsinya atau hilang maka keseimbangan ekosistem itu akan terganggu.

Salah satu contohnya adalah jika spesies kunci seperti orangutan punah, maka dikhawatirkan akan terjadi gangguan ekosistem terkait dengan penyebaran jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Karena orangutan merupakan jenis satwa frugivora, yaitu satwa yang sebagian besar jenis makanannya berupa buah-buahan di hutan, meskipun ada kalanya orangutan juga mengkonsumsi daun dan serangga. Dari jenis makanannya, maka orangutan dapat disebut sebagai organisme penyebar biji.  

Picture source: Dewi Sahidi (2011)

Hal sebaliknya juga bisa terjadi, jika tegakan pohon di hutan mengalami kerusakan maka keberlangsungan hidup orangutan akan terganggu. Seperti yang saat ini sedang marak terjadi, yaitu pembukaan lahan besar-besaran untuk dijadikan lahan kelapa sawit ataupun pertambangan. Orangutan juga merupakan jenis satwaliar yang arboreal yang melakukan kegiatan diatas pohon pada hampir seluruh waktu hariannya. Sehingga orangutan sangat tergantung terhadap keberadaan tegakan pohon di hutan. Jika habitatnya hilang, dan terjadi fragmentasi habitat maka wilayah jelajah orangutan akan sangat terbatas. Hal ini akan berdampak pada kapasitas habitat yang tersisa itu dalam hal menyediakan sumber pakan.
Marilah kita lakukan gerakan penghijauan untuk merestorasi habitat orangutan yang telah rusak. Dengan membangun koridor penghubung antara habitat-habitat yang terfragmentasi. Karena secara langsung maupun tidak langsung, dengan melestarikan habitat orangutan maka kita juga melestarikan hutan sebagai warisan anak cucu kita.

regards,

Dewi Sahidi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar