Picture source: Dewi Sahidi (2012)
Hutan merupakan kekayaan alam
yang luar biasa. Hampir di seluruh belahan dunia terdapat hutan. Hutan memiliki
aneka ragam tipe. Mulai dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan dataran rendah
sampai hutan dataran tinggi. Dari setiap tipe hutan memiliki beragam jenis
komponen penyusun yang berbeda. Komponen penyusun terdiri dari factor abiotik
dan faktor biotik. Faktor abiotik terdiri dari radiasi matahari, tanah, air,
batuan, kelembaban, suhu, dan curah hujan. Sedangkan faktor biotik terdiri dari
makhluk hidup yang terdapat di dalam hutan, mulai dari flora, insekta, mamalia,
aves dan reptilian. Antara faktor abiotik dan faktor biotik terjadi hubungan timbal
balik yang dinamakan ekosistem hutan. Ketika hubungan timbal balik tersebut
berjalan dengan normal, maka terjadilah keseimbangan ekosistem. Tetapi jika
salah satu komponen tidak dapat menjalankan fungsinya atau hilang maka
keseimbangan ekosistem itu akan terganggu.
Salah satu contohnya adalah jika
spesies kunci seperti orangutan punah, maka dikhawatirkan akan terjadi gangguan
ekosistem terkait dengan penyebaran jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Karena orangutan
merupakan jenis satwa frugivora, yaitu satwa yang sebagian besar jenis
makanannya berupa buah-buahan di hutan, meskipun ada kalanya orangutan juga
mengkonsumsi daun dan serangga. Dari jenis makanannya, maka orangutan dapat
disebut sebagai organisme penyebar biji.
Picture source: Dewi Sahidi (2011)
Hal sebaliknya juga bisa terjadi,
jika tegakan pohon di hutan mengalami kerusakan maka keberlangsungan hidup
orangutan akan terganggu. Seperti yang saat ini sedang marak terjadi, yaitu pembukaan
lahan besar-besaran untuk dijadikan lahan kelapa sawit ataupun pertambangan. Orangutan
juga merupakan jenis satwaliar yang arboreal yang melakukan kegiatan diatas
pohon pada hampir seluruh waktu hariannya. Sehingga orangutan sangat tergantung
terhadap keberadaan tegakan pohon di hutan. Jika habitatnya hilang, dan terjadi
fragmentasi habitat maka wilayah jelajah orangutan akan sangat terbatas. Hal ini
akan berdampak pada kapasitas habitat yang tersisa itu dalam hal menyediakan
sumber pakan.
Marilah kita lakukan gerakan
penghijauan untuk merestorasi habitat orangutan yang telah rusak. Dengan membangun
koridor penghubung antara habitat-habitat yang terfragmentasi. Karena secara
langsung maupun tidak langsung, dengan melestarikan habitat orangutan maka kita
juga melestarikan hutan sebagai warisan anak cucu kita.
regards,
Dewi Sahidi
regards,
Dewi Sahidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar